Sifat Fisika Butyl Glycol Acetate

Rate this post

Sifat Fisika Butyl Glycol Acetate adalah senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai pelarut dalam berbagai aplikasi. Senyawa ini memiliki rumus kimia C8H16O3 serta termasuk dalam kelompok ester terbentuk dari reaksi antara butil glycol (2-butoxyethanol) maupun asam asetat. Karena kemampuan melarutkan beragam bahan kimia, butil glycol acetate sering berguna untuk pembuatan cat, pelapis, tinta ataupun produk pembersih.

Sifat fisika butyl glikol acetate mencakup kelarutan baik pada air serta pelarut organik, volatilitas sedang dengan titik didih sekitar 192°C, serta kepadatan sekitar 0.95 g/cm³ pada suhu kamar. Kelarutan baik ini memungkinkan senyawa tersebut untuk mencampur bahan kimia dengan baik, menghasilkan campuran homogen & stabil. Volatilitas sedang berarti butyl glycol asetat dapat menguap perlahan, menjadikannya ideal untuk aplikasi membutuhkan pengeringan bertahap untuk hasil akhir halus.

Berikut informasi lebih lanjut mangenai Sifat Fisika Butyl Glycol Acetate.

Dalam hal reaktivitas kimia, fisika glycol butyl acetate relatif stabil terhadap asam serta basa lemah, tetapi dapat mengalami hidrolisis saat kondisi ekstrem, menghasilkan asam asetat maupun butil glycol. Butyl glycol asetat juga dapat bereaksi dengan agen pengoksidasi kuat, bisa menyebabkan pembakaran atau ledakan saat kondisi tertentu. Stabilitas sifat baik ataupun ketahanan terhadap polimerisasi membuatnya cocok untuk penyimpanan jangka panjang serta penggunaan di berbagai kondisi industri.

sifat fisika butyl glycol acetate

Butyl acetate glycol berguna secara luas bagi industri cat serta pelapis karena kemampuannya melarutkan resin dan pigmen secara efektif, memastikan distribusi merata maupun hasil akhir berkualitas. Dalam industri pencetakan, sifat dari fisika butyl glycol asetat berguna pada tinta untuk memastikan pengeringan tepat serta cetakan tajam. Selain itu, kemampuannya melarutkan minyak ataupun lemak membuatnya menjadi komponen penting bagi pembersih industri serta degreaser. Meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaan sifat butyl glycol acetate harus mengelola dengan bijak untuk mengurangi risiko kesehatan serta dampak lingkungan.

Untuk memahami bagaimana butyl acetate glycol digunakan dan mengapa ia begitu efektif, penting untuk mengeksplorasi sifat fisika secara rinci.

  1. Struktur dan Identitas Kimia

Butyl glikol acetate adalah ester terbentuk dari reaksi antara butil glikol (2-butoxyethanol) dan asam asetat. Struktur kimianya terdiri dari rantai karbon dengan gugus eter (–O–) & ester (–COO–). Struktur ini memberikan sifat dari fisika butyl glikol acetate karakteristik unik mempengaruhi sifat fisika, seperti kelarutan, volatilitas & viskositas.

  1. Kelarutan

Butil glycol acetate memiliki kelarutan baik pada air serta sebagian besar pelarut organik. Ini adalah salah satu sifat fisika paling penting karena mempengaruhi penggunaannya sebagai pelarut di berbagai aplikasi industri. Kelarutan dari fisika baik pada air dan pelarut organik memungkinkan butyl acetate glycol untuk mencampurkan berbagai jenis bahan kimia, meningkatkan homogenitas campuran maupun membantu saat proses pembentukan lapisan tipis merata pada permukaan.

  1. Volatilitas dan Titik Didih

Volatilitas glycol butyl acetate merupakan aspek penting lainnya sifat dari fisika. Senyawa ini memiliki titik didih sekitar 192°C, menunjukkan bahwa ia memiliki volatilitas sedang. Volatilitas ini membuatnya ideal untuk aplikasi di mana pelarut perlu menguap perlahan, seperti cat serta pelapis memerlukan waktu kering lebih lama untuk mencapai hasil akhir halus maupun bebas cacat. Volatilitas sedang juga membantu mengontrol kecepatan penguapan, penting pada aplikasi membutuhkan pengeringan bertahap untuk memastikan kualitas hasil akhir.

  1. Kepadatan dan Berat Jenis

Kepadatan glycol butyl acetate adalah sekitar 0.95 g/cm³ pada 20°C, lebih ringan daripada air. Kepadatan ini mempengaruhi bagaimanasifat dari fisika butyl acetate glycol berinteraksi dengan bahan lainnya pada formulasi produk. Dalam industri cat ataupun pelapis, kepadatan lebih rendah membantu pencampuran dan distribusi yang merata dari komponen-komponen dalam campuran. Berat jenis lebih ringan juga berarti bahwa butyl acetate glycol dapat mengapung di atas air, bisa menjadi faktor penting bagi aplikasi tertentu di mana pemisahan fase memerlukan.

  1. Viskositas Butil Selosolv Asetat

Viskositas butyl acetate glycol juga merupakan faktor penting bagi penggunaannya sebagai pelarut. Viskositas ini mempengaruhi bagaimana sifat fisika butyl acetate glycol mengalir dan berinteraksi dengan permukaan selama aplikasi. Butyl glycol acetate memiliki viskositas cukup rendah, memungkinkannya untuk mengalir dengan mudah serta menutupi permukaan dengan rata. Ini sangat penting bagi aplikasi cat dan pelapis, di mana distribusi yang merata dari bahan adalah kunci untuk mendapatkan hasil akhir halus maupun konsisten.

  1. Tekanan Uap

Tekanan uap butyl acetate glycol pada suhu kamar relatif rendah, berarti sifat dari fisika senyawa ini menguap perlahan pada suhu normal. Tekanan uap rendah ini sangat menguntungkan bagi aplikasi di mana kontrol penguapan memerlukan untuk memastikan kualitas produk akhir. Dalam industri cat, misalnya, tekanan uap rendah membantu pengeringan bertahap, mengurangi risiko pembentukan gelembung atau cacat pada permukaan yang dicat.

  1. Indeks Bias Butil Selosolv Asetat

Indeks bias fisika glycol butyl acetate adalah sekitar 1.417 pada 20°C. Indeks bias ini mengindikasikan bagaimana sifat fisika senyawa ini membelokkan cahaya, bisa menjadi penting dalam aplikasi tertentu di mana sifat optik dari pelarut mempengaruhi penampilan akhir produk. Misalnya, dalam industri cat dan pelapis, indeks bias yang tepat dapat membantu mencapai tampilan sesuai dari lapisan akhir.

  1. Stabilitas Termal

Stabilitas termal fisika butil glycol acetate adalah sifat penting lainnya. Sifat dari fisika senyawa ini stabil pada suhu tinggi hingga titik didihnya sekitar 192°C. Stabilitas termal ini memungkinkan penggunaan sifat fisika butyl glikol acetate dalam proses memerlukan pemanasan tanpa risiko dekomposisi signifikan. Ini penting bagi aplikasi industri di mana sifat dari fisika senyawa ini harus mempertahankan integritas kimianya selama proses pengolahan melibatkan suhu tinggi.

  1. Konduktivitas Termal

Butyl acetate glycol memiliki konduktivitas termal relatif rendah, yang berarti ia tidak mengalirkan panas dengan efisien. Ini bisa menjadi keuntungan bagi aplikasi tertentu di mana isolasi termal memerlukan. Namun, kebanyakan aplikasi pelarut, konduktivitas termal rendah ini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja senyawa tersebut.

Demikian informasi mengenai Sifat Fisika Butyl Glycol Acetate, silahkan hubungi kami dibawah ini, kami akan berikan harga terbaik untuk anda!

contact us

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *